Beratnya Tanggung Jawab.

KH. Hamid, Ulama yang bertempat di Pasuruan, Jawa timur ini suatu ketika kedatangan banyak tamu untuk sowan menghadap beliau. Ada tamu terakhir yang datang, sebut saja namanya ahmad. Karna datang di akhir, maka ahmad berada di antrian paling belakang. Dia memperhatikan semua gerak-gerik para tamu. mulai dari cara bertutur kata, hingga cara berpamitan pulang. Ketika dia melihat para tamu sebelum pulang memberi pesangon pada beliau, maka dia berkata dalam hati " Enak banget jadi kiyai, banyak tamu dan ketika tamunya pulang, di beri pesangon ".

KH Hamid yang terkenal sebagai waliyullah ini tahu apa yang ada dalam hati ahmad, maka beliau menunjuk ahmad dan berkata " Kamu yang ada dibelakang, kemarilah dan ikut saya ". Kemudian beliau masuk kedalam rumah dan mengambil gelas yang terisi air penuh dan meberikannya pada ahmad. Lalu beliau mengajak ahmad untuk naik sepeda. KH hamid membonceng ahmad dan berpesan " Peganglah gelas itu dan jangan sampai airnya tumpah "

Beliau membawa ahmad menapaki jalan yang terjal, adakalanya jalannya naik tinggi, adakalanya turun sangan cepat, adakalanya melewati jalan yang sangat banyak batu dan kerikil hingga air tersebut banyak yang tumpah. Ketika turun, beliau berkata pada Ahmad " Beginilah beratnya tanggung jawab seorang guru kepada muridnya. Ibarat seorang sopir yang membonceng penumpangnya yang sedang membawa segelas air penuh, maka bagaimanakah caranya agar air itu tidak tumpah walaupun melewati jalan naik, turun, kadang juga terjal??!!"

Ahmad akhirnya menyadari, betapa beratnya amanah seorang kiyai terhadap para santrinya. Serta merta dia meminta maaf " Maafkanlah saya yang bodoh ini kiyai ". Dengan tulus beliau menjawab " Saya sudah memaafkan, semoga menjadi pelajaran bagi kita ".
Suka Artikel Ini? Bagikan !! :

Posting Komentar

Follow Us

 
© 2015-. رباط حملة القرأن - All Rights Reserved
Template by Mas Kolis