A. Tingkatan Penuntut Ilmu.
Tingkatan penuntut ilmu itu ada tiga :
1. Mubtadhi’ (pemula) : orang yang masih mendalami ilmu-ilmu dasar dan belum mampu untuk menggambarkan masalah.
2. Mutawassith (menengah) : orang yang mendalami ilmu-ilmu yang sudah
menengah dan mampu untuk menggambarkan masalah,akan tetapi belum mampu
untuk mengemukakan dalil pada masalah tersebut.
3. Muntahiy (atas) : orang yang mendalami ilmu yang besar (atas) dan
mampu untuk menggambarkan masalah serta mampu untuk mengemukakan dalil
atas masalah tersebut.
Sayyid Al-khowwash berkomentar dalam kitab Al-mizan Al-kubro bahwa di
zaman sekarang ini sudah tidak ada lagi orang yang mampu untuk ber
ijtihad dari Al qur’an maupun hadis.
Ijtihad adalah olehnya menyerahkan seorang mujtahid atas apa yang telah
dia ijtihadkan dan kesempurnaan kekuatannya untuk menghasilkan perkara
yang di tuju dalam peng angan-angannya pada dalil-dalil syari’at.
kemudian jika ijtihadnya benar,maka dia memperoleh dua pahala, yang
pertama atas ijtihadnya dan yang kedua atas kebenaran ijtihadnya. dan
jika ijtihadnya salah,maka dia memperoleh satu pahala yaitu atas
ijtihadnya saja.
Hal ini berdasarkan hadis nabi ” barang siapa yang berijtihad dan
ijtihadnya benar,maka baginya dua pahala. dan barang siapa yang
berijtihad lalu ijtihadnya salah,maka baginya satu pahala ”.
(HR.Muslim).
B. Pembagian Mujtahid.
1. Mujtahid Mutlaq (mujtahid mustaqill atau mujtahid fi syar’i ).
Yaitu orang yang mendasari hukum-hukum syari’at dengan qoidah-qoidah
asal yang tetap (mustaqirr) menurutnya.dan dengan ini,mujtahid mutlaq
menjadi berbeda dengan mujtahid-mujtahid yang lain. beliau ber-Istinbad
dan mengambil dalil dari Al qur’an dan hadis. mujtahid mutlaq itu
seperti abu hanifah,imam malik,imam syafi’i dan imam ahmad bin hanbal.
Istinbad adalah mengeluarkan makna dan hukum dari dalil nash (Al qur’an dan hadis) dengan kuatnya akal dan hati.
2. Mujtahid Muntasib.
Yaitu orang yang ber-istinbad pada hukum,tetapi tidak sama dengan
istinbadnya mujtahid mutlaq,akan tetapi dia mengambil dari qoidah
imamnya dan ijtihad beliau berbeda dengan imamnya dalam masalah
ushuliyah dan furu’iyah.seperti imam muzani (penulis kitab mukhtashor
Al-umm) dan abu ya’qub al-buwaithi.
3. Mujtahid Madzhab.
Yaitu orang yang berijtihad dalam suatu masalah akan tetapi bukan
mabadi’ (awal-awal) yang masih umum dalam madzhabnya,seperti hujjatul
islam Al-ghozali.
Mujtahid madzhab di sebut juga dengan ” Ashabul wujuh ” seperti mujtahid
muntasib juga. karena mereka lebih utama jika di banding dengan
orang-orang setelahnya.
4. Mujtahid Fatwa.
Yaitu orang yang mampu untuk men-tarjih (mengunggulkan) qoul. seperti
imam nawawi dan rofi’i. beliau berdua adalah ulama terakhir
mutaqoddimin.
mujtahid fatwa di sebut juga dengan ” mutabahhir ” karena luasnya ilmu mereka yang di ibaratkan dengan lautan.
5. An-nadzdzor.
Yaitu orang yang mengunggulkan pada hal-hal yang di ikhtilafkan
(perbedaan) oleh syaikhoni (imam nawawi dan imam rofi’i) seperti imam
asnawi.
6. Hamalah Fiqh.
Derajat ini berbeda-beda,yang paling tinggi adalah yang hampir menyamai mujtahid fatwa.
para ulama memperbolehkan untuk Taqlid (mengikuti) pada empat derajat
yang awal tadi (mujtahid mutlaq,mujtahid muntasib,mujtahid madzhab dan
mujtahid fatwa) dan tidak memperbolehkan taqlid pada an-nadzdzor dan
hamalah fiqh.
C. Riwayat madzhab.
1. Abu hanifah.
Beliau dilahirkan pada masa sahabat pada tahun 80 H / 699 M di daerah
yang bernama Kufah dan wafat pada bulan rajab / sya’ban pada tahun 150 H
/ 767 M.
Beliau adalah orang yang ahli beribadah,zuhud dan arif billah. Hafsh bin
abdurrohman berkata : abu hanifah membaca al qur’an dalam satu raka’at
selama 30 tahun. sayyid umar berkata : abu hanifah melakukan sholat
sunnah fajar dengan wudlunya sholat isya’ (pertanda bahwa beliau selalu
suci,menjaga diri dari hadas) selama 40 tahun.
2. Imam Malik.
Beliau lahir pada tahun 93 H / 711 M di madinah dan wafat tahun 179 H /
795 M dan di makamkan di Baqi’. Abu hanifah dan imam malik adalah
sebaik-baik tabi’in dari kalangan ulama fiqh.
Imam malik belajar agama pada 700 syeikh,yang 300 adalah tabi’in. imam
malik mengajar di madinah selama sekitar 70 tahun. dalam setiap
malam,beliau selalu memimpikan rosululloh dalam tidurnya. seseorang
bertanya pada abu hanifah tentang imam malik,maka abu hanifah menjawab :
saya tidak mengetahui orang yang lebih mengerti tentang sunnah rosul
selain imam malik.
3. Imam Syafi’i.
Beliau lahir di gazha tahun 150 H / 767 M dan wafat pada tahun 204 H /
819 M dan di makamkan di Qorofah setelah ashar pada hari jum’at di akhir
bulan rajab. beliau berada dalam kandungan ibunya sekitar empat tahun.
ketika berumur dua tahun,beliau pergi ke makkah dan tumbuh dewasa di
sana. beliau hafal al qur’an pada umur tujuh tahun,hafal al-muwattho’
(kitab hadis karya imam malik) pada umur sepuluh tahun. beliau belajar
fiqh pada syekh muslim bin kholid (mufti makkah kala itu) dan beliau
mendapat izin berfatwa pada umur 15 tahun,padahal beliau hidup sejak
kecil dalam keadaan yatim dan serba kekurangan.
Beliau membagi waktu malam menjadi tiga :
> sepertiga untuk ilmu.
> sepertiga untuk sholat.
> sepertiga untuk tidur.
beliau mengkhatamkan al qur’an sehari satu kali,dan ketika dalam bulan
ramadhan,khatam 60 kali,kesemuanya itu di waktu sholat. beliau berkata :
selama 16 tahun,saya tidak pernah kenyang,karena kenyang itu
memberatkan badan,mengeraskan hati,menghilangkan kecerdasan,menyebabkan
kantuk dan malas untuk beribadah.
4. Imam Ahmad bin Hanbal.
Beliau lahir di baghdad pada tahun 164 H / 780 M dan wafat tahun 241 H /
855 M. Muhammad idris al-haddad berkata : Imam ahmad adalah perawi
hadis yang tak ada yang menyamainya di masanya. Beliau adalah orang yang
zuhud,wira’i dan ahli beribadah.
Abdulloh (putra imam ahmad) berkata : beliau dalam setiap malam membaca
tujuh al qur’an dan mengkhatamkannya sekali dalam tujuh hari,lalu sholat
sampai subuh. dan beliau dalam sehari melakukan sholat sebanyak 300
raka’at.
Imam syafi’i berkata : saya keluar dari baghdad dan saya tidak membantah
bahwa tidak ada orang yang lebih ahli fiqh,lebih wira’i,lebih zuhud dan
lebih alim beribadah selain imam ahmad.
Imam syafi’i dan imam ahmad adalah sebaik-baik tabi’it tabi’in dari kalangan ulama fiqh.
D. Salaf.
Pengertian salaf ada yang secara zaman dan ada yang secara hakikat.
Secara zaman adalah ulama yang hidup pada kurun ketiga,yaitu 300 tahun secara gholib (umumnya).
hakikat adalah ulama yang berkumpul dengan rosululloh,beriman,beragama
islam,ber-i’tiqod (keyakinan) dan beramal seperti yang rosululloh
lakukan serta tidak menentang beliau dalam perbuatan,amal dan i’tiqod
beliau. dan kurun ini di sebut kurun sahabat.
Sahabat yang terakhir wafat adalah Abu tufail amir bin watsila yang
wafat tahun seratus hijriyah di makkah,hal ini di katakan oleh sayyid
muhammad al- ‘alawi al-maliki al-hasani dalam kitabnya manhal al-lathif.
begitu juga di katakan oleh imam muslim. Ibnu sholah juga sependapat
dan di riwayatkan oleh al-hakim.
kurun selanjutnya adalah kurun tabi’in. dalam manhal al-lathif di
terangkan : imam-imam islam sepakat bahwa akhirnya tabi’in adalah
sekitar tahun 150 H.
Tabi’in adalah orang yang bertemu dengan sahabat,beriman pada rosululloh dan wafat dalam keadaan islam.
kurun selanjutnya yaitu kurun tabi’it tabi’in. dalam manhal al-lathif di terangkan : tahun 220 H adalah akhir masa tabi’in.
Dan ketiga kurun (kurun sahabat,kurun tabi’in,kurun tabi’it tabi’in) ini
adalah sebaik-baik kurun. sebagaimana telah di katakan oleh
rosululloh,” Sebaik-baik kurun adalah kurun ku (kurun sahabat),lalu
kurun selanjutnya (kurun tabi’in),lalu kurun yang selanjutnya lagi
(kurun tabi’it tabi’in) ”. (HR. Muslim).
E. Delapan Pecahan Islam Terbesar.
1. Mu’tazilah.
Yaitu golongan yang di pimpin oleh washil ibnu atho’,murid syekh hasan
al-basrhi. Mu’tazilah berasal dari kata I’tazala yang bermakna ” menjauh
(nyingkrih : jawa) ”. Mu’tazilah terpecah menjadi 20 golongan.
2. Syi’ah.
Yaitu golongan yang mengagungkan sayyidina Ali karromallohu wajhah.
mereka menganggap bahwa sayyidina ali lebih utama untuk menjadi khalifah
dari pada abu bakar,umar dan utsman. mereka berdalih bahwa ali masih
kerabat rosululloh,putra paman rosululloh,suami fatimah R.A (putri
rosulullo),dan karena ali adalah orang yang pertama kali masuk islam
dari golongan anak kecil dan masih banyak alasan-alasan lain yang di
kemukakan oleh syi’ah. dengan ini mereka beralasan bahwa ali lebih
berhak menjadi khalifah.
Syi’ah terpecah menjadi 28 golongan.
3. Khowarij.
Yaitu golongan yang keluar dari sayyidina Ali setelah perang
shiffin,kebanyakan syi’ah dari kabilah tamim. khowarij terpecah menjadi
11 golongan.
4. Murji’ah.
Yaitu golongan yang muncul ketika terjadi perselisihan di tengah-tengah
khowarij dari satu daerah ke daerah yang lain. Murji’ah termasuk
golongan yang menentang terhadap khowarij dan syi’ah. murji’ah terpecah
menjadi lima golongan.
5. Najjariyah.
Yaitu para pengikut husein an-najjar. mereka ini mencocoki pada ahlus
sunnah dalam terjadinya pekerjaan,kekuasaan beserta pekerjaan dan
seorang hamba berusaha mengerjakannya. Najjariyah terpecah menjadi tiga
golongan.
6. Jabariyah.
Yaitu golongan yang berkeyakinan bahwa pekerjaan hamba itu di sandarkan
pada Alloh. mereka berkeyakinan bahwa hakikatnya seorang hamba itu tidak
mempunyai kekuasaan apa-apa. Mereka para pengikut Jahm bin sofwan.
Jabariyah hanya satu golongan saja.
7. Musybihah.
Yaitu golongan yang menyamakan Alloh dengan makhluk.
8. Najiyah.
Yaitu ahlus sunnah wal jamaah. semoga kita termasuk golongan ini
sehingga selamat dari neraka sebagaimana yang telah di sabdakan oleh
rosululloh.
Sebagian ulama berkata : Salaf adalah ulama mutaqoddimin (masa 400
tahun) dan Kholaf adalah ulama muta’akkhirin (masa setelah 400 tahun).
Jadi setelah syaikhoni (imam nawawi dan imam rofi’i) sampai sekarang adalah ulama muta’akkhirin.
F. Penyebaran Empat Madzhab.
A. Madzhab hanafi tersebar di turkistan,bukhoro,samarkand dan turki.
B. Madzhab maliki tersebar di maroko,tunisia,aljazair,spanyol dan sebagian eropa.
C. Madzhab syafi’i tersebar di mesir,afrika,eropa,hadramaut,bahrain,indonesia,malaysia dan india.
D. Madzhab hanbali tersebar di arab saudi,syiria dan sebagian iraq.
Posting Komentar