Khotimah (penutup)

Assalamualaykum Wr. Wb,,
Dengan terbitnya posting ini, maka saya rasa sudah cukup bagi saya semoga apa yang saya tulis benar-benar bermanfaat khususnya bagi saya dan kaum muslimin serta umumnya bagi siapa saja yang membaca artikel di blog saya. Dan yang saya minta dari anda semua adalah mengingatkan saya karna siapa yang menunjukkan kebenaran maka dia akan mendapat pahala yang sama dengan yang mengerjakannya.. Segala kesalahan mohon maaf.
Wassalamualaykum Wr. Wb

Lailatul Qodar.

Terjadinya Lailatul Qadar ketika Rasulullah berdoa kepada Allah setelah melihat kehebatan seorang lelaki Bani Israil yang senantiasa berperang membela agama Allah selama 1000 bulan (lebih kurang 83 tahun). Disebabkan tertegun akan kehebatan lelaki itu lalu Nabi SAW berdoa: "Ya Tuhanku, jadikan umatku lebih pendek umurnya dan lebih sedikit amalnya (amal yang sedikit, tetapi ganjarannya besar)". Kemudian Allah mengabulkan doa Nabi SAW dengan memberikan Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad SAW yang mana jika seseorang menghidupkan satu malam itu saja, ganjarannya lebih baik dari lelaki Bani Israil yang berjihad selama 1000 bulan itu.

Siapakah lelaki Bani Israil itu?

Dikatakan bahwa nama lelaki itu ialah Syam'un, berperang dengan musuh selama 1000 bulan, tidak pernah kering bulu tengkuk kudanya dan selalu orang-orang kafir gurun untuk menghadapinya. Lalu terjadi pengkhianatan dari isteri beliau ketika ditawarkan oleh orang kafir sebuah bejana yang dipenuhi dengan emas jika berhasil mengikat suaminya itu. Pada satu malam, isterinya berhasil untuk mengikat suaminya dengan tali. Namun, ketika Sya'mun sadar dari tidur dan menggerakkan badannya semua tali itu putus dengan mudah. Lalu beliau bertanya kepada isterinya : "Mengapa kau berbuat demikian?" Lalu isterinya yang jahat itu menjawab: "Aku hanya ingin menguji kekuatanmu saja."

Isterinya menceritakan hal itu kepada orang-orang kafir. Segeralah mereka memberi rantai besi kepada isteri yang jahat itu untuk mengikatnya sekali lagi. Namun, ikatan besi pada badan Syam'un diputuskan dengan amat mudah saja. Apabila isteri beliau ditanya, dijawabnya dengan jawaban yang sama. Lalu menyamarlah Iblis sebagai manusia dan mendatangi orang-orang kafir dan isteri Syam'un yang sedang melaporkan kerja yang gagal tersebut. Maka Iblis tersebut memberi saran agar isteri Syam'un bertanya kepada suaminya apakah benda yang mampu mengikatnya. "Helaian rambut yang tumbuh di dagu ku ini," jawab Syam'un dengan jujur kepada isterinya ketika ditanya.

Memang Syam'un mempunyai delapan helai janggut yang amat panjang hingga ke tanah. Ketika beliau tidur, si isteri mengikat kaki dan tangannya dengan delapan helai janggutnya tersebut.
Kemudian orang-orang kafir membawanya ke tempat penyiksaan dan penyembelihan yang amat luas dan tingginya 400 hasta dengan satu tiang. Maka mulailah penyiksaan mereka dengan memotong kedua telinganya dan bibirnya. Kemudian Syam'un memohon kepada Allah SWT agar memberinya kekuatan untuk memutuskan ikatan dan dapat merobohkan tempat penyiksaan tersebut. Allah mengkabulkan doanya, dengan kekuatannya Syam'un melepaskan diri dari ikatan itu dan berhasil merobohkan tempat itu dengan merobohkan tiang yang membuat tempat itu tidak stabil, lalu runtuh menimpa semua orang kafir kecuali Syam'un saja yang selamat (HR. Ibnu Abbas).

Sebagian tanda dari Lailatul Qadar adalah tidak adanya panas dan dingin, juga keluarnya matahari pada pagi harinya dengan cahaya putih, dan tidak terlalu terang. Dalam I'anatut Tholibin juz 2 hal. 290 disebutkan, bahwa Lailatul qadar terjadi pada 10 hari terakhir pada bulan ramadlan, terlebih pada malam ganjil, yaitu 21, 23, 25,27, 29. Ada ulama yang berpendapat bahwa Lailatul Qodar bisa terjadi dalam setiap malam dibulan Ramadlan.

Namun ada cara lain untuk mengetahui Lailatul Qadar selain pada 10 hari terakhir yaitu dengan melihat permulaan bulan ramadlan. Bila awal ramadlan adalah hari minggu atau rabu, maka lailatul qadar terjadi pada malam 29. Bila awalnya hari senin, maka terjadi pada malam 21.
Atau hari selasa atau jum'at, maka terjadi pada malam 27, atau pada hari kamis, maka terjadi pada malam 25. Atau hari sabtu, maka Lailatul Qadar terjadi pada malam 23. 

Tiga Hal Dalam Tiga Hal.

Dalam Bahjatul Wasail disebutkan sebuah hadist, Dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : Sesungguhnya Allah menyembunyikan tiga hal didalam tiga hal, 1. Allah menyembunyikan ridlo-Nya didalam ketaatan kepada-nya. 2. Allah menyembunyikan murka-Nya dalam maksiat kepada-Nya. 3. Allah menyembunyikan derajat kewalian didalam hamba-Nya.
Maka jangan meremehkan ibadah sekecil apapun walaupun sholat witir satu raka'at atau sedekah seribu rupiah, karna bisa jadi disitu terdapat ridlo Allah, dan jangan remehkan maksiat sekecil apapun walaupun mencuri sesuap nasi, karna bisa jadi disitu terdapat murka Allah dan jangan remehkan seseorang diantara makhluk Allah, karna bisa jadi dia adalah Wali Allah.

Dosa itu yang menanggung hanya pelakunya, tapi bahayanya juga kepada orang lain. ibarat orang yang tidak sholat, maka bahayanya sampai pada 40 tetangga disekitarnya. bahkan kalau menurut salah satu ulama, bila ada orang yang tidak sholat lalu mandi disungai, maka Allah mencabut barokah air sungai itu selama 40 hari. Begitu juga amal saleh, pahalanya untuk yang mengerjakan. tapi manfaatnya juga untuk orang lain. Ketika seseorang memiliki banyak dosa dan tidak punya amal sholih atau punya amal sholih tapi hanya sedikit, maka Allah akan memberinya hukuman.

Dalam Daqoiqoul Akhbar disebutkan hadist Qudsi, yang secara Ringkas artinya adalah, Allah berfirman " Tidaklah ku ambil nyawa hambaku dan aku ingin mengampuninya, kecuali aku akan meberinya penyakit dalam tubuhnya, atau kesulitan dalam nafkah hidupnya atau kesedihan yang menimpanya, apabila dia masih memiliki keburukan, maka aku akan memberatkan cobaan ku padanya sebelum dia wafat, sehingga dia kembali padaku dalam keadaan tidak memiliki keburukan "

Dalam Al Ushfuriyyah disebutkan sebuah kisah, Pada masa nabi musa hiduplah seorang pemuda yang sangat fasiq. kaum bani israel sudah mencoba memberi nasehat  tapi pemuda itu tetap brutal. maka mereka semua bermunajat kepada Allah. lalu Allah memberi wahyu pada nabi musa " Wahai musa, sesungguhnya diantara kaum bani israel ada pemuda yang fasiq. maka keluarkanlah pemuda itu dari kota kaum bani israel atau aku akan menurunkan api yang membakar kota tersebut "

Nabi musa segera berangkat mencari pemuda tersebut dan setelah menemukannya, nami musa menyuruhnya pergi. maka pemuda itu pindah ke desa. lalu Allah memberi wahyu lagi pada nabi musa. kemudian nabi musa menyuruhnya pergi lagi. lalu pemuda itu masuk ke hutan yang sama sekali tak ada penghuninya. dia jatuh sakit dan tersungkur ke tanah sementara tak ada seorangpun yang menolongnya.

Dalam sakitnya, pemuda itu berkata " Andai ibuku ada disampingku, maka dia akan menasihiku dan menangis atas kehinaan yang menimpaku, dan bila ayahku ada disini, maka dia akan merawat jenazahku dan bila istriku ada disini, maka dia akan menangis karna berpisah denganku dan bila anak-anakku ada disini, maka mereka akan menangis dibelakang jenazahku dan berdoa " Ya Allah ampunilah ayah kami yang fasiq, ahli maksiat dan terbuang dari tempat tinggalnya dan sekarang hendak pergi meninggalkan dunia dalam keadaan terputus dari segala hal kecuali dari Rahmat Allah '

Pemuda itu melanjutkan doanya " Ya Allah, Bila kau putus aku dari ayah, ibu, istri dan anak-anakku maka janganlah kau putus aku dari rahmat-Mu dan bila kau bakar hatiku dengan terpisah dari mereka maka janganlah kau bakar aku dengan api neraka sebab maksiatku ". Maka Allah mengirimkan bidadari yang menjelma menjadi ibu dan istrinya, dan para wildan yang menjadi anak-anaknya dan malaikat yang menjadi ayahnya sehingga hati pemuda itu menjadi lega.

Lalu Allah memberi wahyu pada nabi musa " Wahai musa pergilah ke hutan sebelah sini. telah wafat seorang wali dari para auliya-Ku, maka hendaklah engkau merawat jenazahnya ".
Ketika beliau sampai di hutan yang dimaksud, beliau melihat pemuda yang diusirnya dulu. maka beliau bermunajat " Ya Allah, bukankah ini adalah pemuda yang aku keluarkan dari desanya atas perintah-Mu?. Lalu Allah menjawab " Benar musa, tapi aku merahmatinya karena deritanya berpisah dari keluarga. ketika seorang yang ghorib wafat, maka menangisinya makhluk di langit dan di bumi. maka bagaimana aku tak mengasihinya sementara aku adalah maha pengasih".

Syeikh Umar Ba-Makhromah, Teladan Kesungguhan seorang Murid

Para Syeikh zaman dahulu suka menguji murid-muridnya, seperti kisah Syeikh Umar Ba Makhramah dengan Syeikhnya Abdurahman Al-Akhdhar. Ketika syeikh Umar Ba Makhramah ingin berguru, syeikh Abdurahman Al-Akhdhar berkata, ”boleh, tapi dengan 3 syarat.” Apakah ketiga syarat itu?? Tanya syeikh Umar Ba makhrama. ”pertama, naiklah ke gunung Qamram, lalu lompatlah dari puncaknya.” " Marhaban…baiklah." Kata syeikh umar.

Keesokan harinya, Syeikh Umar ba Makhramah mendaki gunung tersebut. Berangkat pagi dan baru sampai puncaknya sore hari. Ia kemudian terjun dari puncaknya, Ketika syekh umar hampir sampai di Tanah, Syekh abdurrahman telah ada dibawahnya. Syeikh Abdurahman menangkapnya dan ia sampai ke bawah dengan selamat. ”kau terjun dengan mata terbuka atau terpejam?? Tanya syeikhnya.”terpejam” ”ulangi…, terjulah sekali lagi dengan mata terbuka!” ”Marhaban (baiklah)”
Ia lalu terjun untuk kedua kalinya dengan mata terbuka, dan mendarat dengan selamat.


"Sekarang syarat kedua, jika masyarakat telah menghadap kiblat dan siap untuk solat, menghadaplah ke timur lalu shalatlah (membelakangi kiblat).” Syeikh Umar Ba Makhramah mengeluh dalam Hati, ”ujian ini lebih berat. Ujian ini menyangkut urusan agama, terlebih lagi masalah shalat.” Namun apa yang terjadi ketika ia melaksanakan syarat syeikhnya? Syeikh Umar berkata, ”ketika aku menghadap ke timur, kusaksikan Ka’bah di hadapanku. Aku lalu shalat menghadap ka’bah itu..

" Apakah syarat ketiga?? Tanya syeikh Umar Ba makhrama kepada gurunya.
”pergilah ke kota ‘Adn. Jika sayyid Abubakar bin Abdullah Al-Aidrus keluar diiringi murid-muridnya, katakanlah kepadanya, ”Wahai Abubakar Bin Abdullah, إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا
” (sesungguhnya kau tidak akan sekali-sekali dapat menembus bumi dan tidak akan sekali-kali sempai setinggi gunung. (al-Isra:73))

Syeikh Umar berkata dalam hati, ”bagaimana aku mengucapkan apa yang diperintahkan kepadaku di hadapan kumpulan ini, mereka tentu akan mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelihku. Namun jika aku diam, berarti aku telah melanggar perintah guruku.” ia duduk di tempat yang jauh dari orang-orang tadi lalu berkata dalam hatinya, ”Wahai Abubakar bin Abdullah, sesungguhnya kau tidak akan sekali-kali dapat menembus bumi dan tidak akan sekali-kali sampai setinggi gunung.”

syeikh Abubakar membaca isi hatinya padahal beliau berada jauh dalam iring2an manusia.
lalu beliau berkata, ”Aku menembus bumi dan menjadi setinggi gunung.” kemudian ia menunjuk syeikh Umar Ba Makhrama dengan telunjuknya sembari berkata, ”kau akan terbakar”.Katakanlah didunia,’ ucap syeikh Umar Ba Makhrama ketakutan ”Di dunia”
Waktu Habib Abubakar mengarahkan telunjuknya kepada Syeikh Umar Ba Makhramah, syeikh Al-Akhdar menangkis dari kota haiman. Akibatnya, tangan Syeikh Al-Akhdar berlubang.

Demikian beratnya syarat yang diajukan oleh Syeikh Al-Akhdar dan ketulusan cinta yang ditunjukan oleh Syeikh Umar.

Sholat Sunah Taqwiyatul Hifdzi.

Rakaat Pertama : Alfatihah + Yasin
Rakaat kedua : Alfatihah + Ad-Dukhan
Rakaat ketiga : Alfatihah + as-Sajdah
Rakaat keempat : Alfatihah + al-Mulk

Dalam Tafsir Ibnu Katsir juz 4, kalau dalam maktabah Syamilah di Muqoddimah Juz 1, disebutkan sebuah Hadist, Yang secara Ringkas artinya adalah :

Dari Ibnu Abbas Ra, Ali RA bertanya : Wahai Rasulullah, Mengapa Hafalan al Quran ku mudah hilang? Nabi Menjawab : Wahai Ali, akan ku ajarkan padamu beberapa kalimat yang mana dengan kalimat itu Allah akan memberimu Manfaat, juga kepada orang-orang yang kamu ajari kalimat itu.
Maka pada Malam jum'at, laksanakanlah sholat empat rakaat. Selesai sholat, bacalah Tahmid dan perbaguslah tahmid tersebut, Lalu bacalah sholawat padaku dan mohonkanlah ampun untuk mukminin mukminat dan orang-orang yang telah mendahului (wafat) dalam keadaan iman dan berdoalah dengan doa ini :

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺭْﺣَﻤْﻨِﻰ ﺑِﺘَﺮْﻙِ ﺍﻟْﻤَﻌَﺎﺻِﻰ ﺃَﺑَﺪًﺍ ﻣَﺎ ﺃَﺑْﻘَﻴْﺘَﻨِﻰ ﻭَﺍﺭْﺣَﻤْﻨِﻰ ﺃَﻥْ ﺃَﺗَﻜَﻠَّﻒَ ﻣَﺎ ﻻَ ﻳَﻌْﻨِﻴﻨِﻰ ﻭَﺍﺭْﺯُﻗْﻨِﻰ ﺣُﺴْﻦَ ﺍﻟﻨَّﻈَﺮِ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻳُﺮْﺿِﻴﻚَ ﻋَﻨِّﻰ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺑَﺪِﻳﻊَ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷَﺭْﺽِ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﻼَﻝِ ﻭَﺍﻹِﻛْﺮَﺍﻡِ ﻭَﺍﻟْﻌِﺰَّﺓِ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﻻَ ﺗُﺮَﺍﻡُ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﻳَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﺎ ﺭَﺣْﻤَﻦُ ﺑِﺠَﻼَﻟِﻚَ ﻭَﻧُﻮﺭِ ﻭَﺟْﻬِﻚَ ﺃَﻥْ ﺗُﻠْﺰِﻡَ ﻗَﻠْﺒِﻰ ﺣِﻔْﻆَ ﻛِﺘَﺎﺑِﻚَ ﻛَﻤَﺎ ﻋَﻠَّﻤْﺘَﻨِﻰ ﻭَﺍﺭْﺯُﻗْﻨِﻰ ﺃَﻥْ ﺃَﺗْﻠُﻮَﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺤْﻮِ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻳُﺮْﺿِﻴﻚَ ﻋَﻨِّﻰ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺑَﺪِﻳﻊَ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷَﺭْﺽِ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﻼَﻝِ
ﻭَﺍﻹِﻛْﺮَﺍﻡِ ﻭَﺍﻟْﻌِﺰَّﺓِ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﻻَ ﺗُﺮَﺍﻡُ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﻳَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﺎ ﺭَﺣْﻤَﻦُ ﺑِﺠَﻼَﻟِﻚَ ﻭَﻧُﻮﺭِ ﻭَﺟْﻬِﻚَ ﺃَﻥْ ﺗُﻨَﻮِّﺭَ ﺑِﻜِﺘَﺎﺑِﻚَ ﺑَﺼَﺮِﻯ ﻭَﺃَﻥْ ﺗُﻄْﻠِﻖَ ﺑِﻪِ ﻟِﺴَﺎﻧِﻰ ﻭَﺃَﻥْ ﺗُﻔَﺮِّﺝَ ﺑِﻪِ ﻋَﻦْ ﻗَﻠْﺒِﻰ ﻭَﺃَﻥْ ﺗَﺸْﺮَﺡَ ﺑِﻪِ ﺻَﺪْﺭِﻯ ﻭَﺃَﻥْ ﺗَﻐْﺴِﻞَ ﺑِﻪِ ﺑَﺪَﻧِﻰ ﻷَﻧَّﻪُ ﻻَ ﻳُﻌِﻴﻨُﻨِﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻏَﻴْﺮُﻙَ ﻭَﻻَ ﻳُﺆْﺗِﻴﻪِ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﻭَﻻَ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻻَّ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟْﻌَﻠِﻰِّ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ


Ibn Abbas berkata ; “maka demi Allah Ali tidak terlihat sampai lima atau tuju Jum'at sehingga ia datang pada Rasulullah dalam majlis yang sama lalu berkata ; “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku dahulu tidak mengambil (menghapal) kecuali empat ayat atau semisalnya, dan ketika aku membacakannya pada diriku ia
terlepas. Dan sekarang aku mempelajari 40 ayat dan semisalnya lalu ketika aku
membacakannya pada diriku maka seolah-olah kitab Allah ada dihadapan kedua mataku, dan dulu aku mendengarkan hadist
lalu ketika aku mengulanginya, ia terlepas. Dan sekarang aku mendengar banyak hadist lalu ketika kau berucap dengannya, aku tidak mengurangi darinya suatu apapun. Maka Rasulullah berkata kepadanya ketika itu ; “Engkau seorang mukmin, Demi pemilik Ka’bah! wahai Abal Hasan!

NB :

1. Sholat diatas termasuk sholat sunnah Muthlak. Yang mau mengamalkan, monggo. Yang ragu, silahkan tinggal.
2. Doa diatas ada banyak versi. Kalau versi Dalam buku KH. Maftuh sedikit berbeda, namun artinya sama.

3. Diantara kiat agar kuat dan mudah hafalan adalah menjaga diri dari maksiat lahir batin, menjaga adab hafalan, mematuhi sistem guru dan ketika muroja'ah mengamalkan trik yang ada dalam Ta"lim Muta'allim, yaitu dalam setengah lembar kita ulangi hari ini tujuh kali, besok enam kali, lusa lima kali dan seterusnya sampai seminggu. Asal benar-benar istiqomah Insya Allah akan lancar.

Istri Shalihah Dan Buah Kejujuran

Oleh : Abd.Aziz
Di kota Makkah ada seorang laki-laki fakir yang memiliki istri shalihah. Suatu saat si istri berkata kepada suaminya, “Kita tak memiliki suatu apapun (untuk dimakan).”
Lantas lelaki itu keluar ke Tanah Haram. Sampai akhirnya ia menemukan kantong berisi uang sebanyak 1.000 dinar. Dengan perasaan senang lelaki itu memberitahukan kepada istrinya. Namun si istri tidak senang sama sekali, si istri malah berkata, “Temuan Tanah Haram harus kita umumkan (tidak boleh diambil).” Spontan lelaki itu keluar untuk mengumumkan apa yang ditemukannya.
Ketika hendak mengumumkan barang temuannya itu, ia mendengar ada pengumuman yang menyatakan bahwa seseorang sedang mencari kantong hilang dengan isi 1.000 dinar. Dengan penuh kemantapan, tanpa memikirkan keadaan keluarga di rumah, si laki-laki ini memberikan barang temuannya kepada si pemilik.
“Ambillah 9.000 dinar ini,” kata orang yang mengumumkan tanpa mengambil uang  yang 1.000 dinar. “Apakah kamu mengejekku?”
“Tidak, demi Allah! Ketahuilah, bahwa ada seorang laki-laki dari Irak telah memberiku uang sebanyak 10.000 dinar, dan ia berkata kepadaku, ‘Buanglah yang 1.000 dinar ke tanah haram, kemudian umumkanlah. Jika si penemu mengembalikan maka berikan semuanya. Karena ia termasuk orang yang bisa dipercaya. Sebab orang yang amanah tidak hanya memakannya tapi juga mensedekahkannya, maka sedekah kita akan diterima sebab amanahnya.’”

*) Sumber tulisan : Buletin Sidogiri,
    Edisi-80, hal. 974-95, J. Ula, 1434

Khalifah Umar Dan Nenek Tua

Pada suatu hari Khalifah Umar Al-Khatab baru saja pulang dari melawat negeri Syria. Seperti biasa Saiyidina Umar akan berjalan-jalan dan meninjau sekitar kawasan untuk melihat keadaan rakyat jelata untuk mengetahui sendiri akan penderitaan mereka. Pada kali ini Saiyidina Umar menuju ke sebuah pondok buruk yang didiami oleh seorang nenek tua.

Saiyidina Umar pergi ke rumah nenek tersebut dengan menyamar sebagai orang biasa. Sudah menjadi kebiasaan kepada Khalifah Umar menyamar menjadi orang awam kerana beliau ingin melihat sendiri akan penderitaan yang di alami oleh rakyatnya dan ingin mendapat maklumat atau pandangan rakyat terhadapnya. Apabila tiba di rumah nenek tersebut Khalifah memberi salam dan berkata. "Adakah nenek mendengar apa-apa berita tentang Umar?". jawab nenek tua itu "Khabarnya Umar baru sahaja pulang dari Syria dengan selamat". Kata khalifah lagi "Bagaimana pendapat nenek tentang khalifah kita itu". Jawab nenek "Semoga Allah tidak memberi ganjaran baik kepadanya". Umar bertanya lagi " Mengapa nenek berkata begitu?".

Jawab nenek "Ia sangat jauh dari rakyatnya. Semenjak menjadi khalifah dia belum pernah menjenguk pondok aku ini apatah lagi memberi wang". Jawab Umar "Bagaimana mungkin dia dapat mengetahui keadaan nenek sedangkan tempat ini jauh terpencil" Nenek mengeluh dan berkata "Subhanallah! tidak mungkin seorang khalifah tidak mengetahui akan keadaan rakyatnya walau dimana mereka berada".

Mendengar kata-kata tadi Khalifah Umar tersentak lalu berkata didalam hatinya "Celakalah aku kerana semua orang dan nenek ini pun mengetahui perihal diriku". Saiyidina Umar menyesal sambil menitiskan air mata. Saiyidina Umar berkata lagi "Wahai nenek, berapakah kamu hendak menjual kezaliman Umar terhadap nenek?. Saya kasihan kalau Umar mati nanti akan masuk neraka. Itu pun kalau nenek mahu menjualnya". Kata nenek "Jangan engkau berguaru dengan aku yang sudah tua ini".

Sambung Umar lagi "Saya tidak bergurau, saya betul-betul ini, berapakah nenek akan menjualnya. Saya akan menebus dosanya, mahukah nenek menerima wang sebayak 25 dinar sebagai harga kezalimanya terhadap nenek" sambil menyerahkan wang tersebut kepada nenek. "Terima kasih nak, baik benar budi mu" kata nenek sambil mengambil wang tersebut.

Sementara itu Saiyidina Ali Abu Talib bersama Abdullah bin Mas'ud lalu di kawasan itu. Melihat Khalifah Umar berada disitu, mereka pun memberi salam. "Assalamualaikum ya Amirul Mukminin". mendengar ucapan tersebut, tahulah nenek bahawa tetamu yang bercakap denganya sebentar tadi adalah Khalifah Umar Al-Khatab. Dengan perasaan takut dan gementar nenek berkata "Masya Allah, celakalah aku dan ampunlah nenek diatas kelancangan nenek tadi ya Amirul Mukminin. Nenek telah memaki Khalifah Umar dihadapan tuan sendiri". Rantapan nenek telah menyedarkan Saiyidina Umar.

"Tak mengapakah nek, mudah-mudah Allah memberi restu kepada nenek" kata Saiyidina Umar. Ketika itu juga Khalifah Umar telah membuka bajunya dan menulis keterangan berikut diatas bajunya.


"Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan ini Umar telah menebus dosanya atas kezalimannya terhadap seorang nenek yang merasa dirinya dizalimi oleh Umar, semenjak menjadi khalifah sehingga ditebusnya dosa itu dengan 25 dinar. Dengan ini jika perempuan itu mendakwa Umar di hari Mahsyar, maka Umar sudah bebas dan tidak bersangkut paut lagi".

Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Saiyidina Ali bin Abu Talib dan di saksikan oleh Abdullah bin Mas'ud. Baju tersebut diserahkan kepada Abdullah bin Mas'ud seraya berkata "Simpahlah baju ini dan jika aku mati masukkan kedalam kain kafanku untuk dibawa mengadap Allah s.w.t.".

Follow Us

 
© 2015-. رباط حملة القرأن - All Rights Reserved
Template by Mas Kolis